Tuesday, August 16, 2005

Carousel

Stand permainan, satu planet kecil di sebuah galaksi bernama pasar malam. Dan didalamnya orang dewasa pun bisa berubah jadi anak kecil yang paling cengeng. Sebagian masuk ke rumah hantu yang mereka yakin preman-preman di kampung seberang jauh lebih menyeramkan dari hantu yang cekikikan di dalam. Sebagian lagi menyiksa leher mereka, melongok ke bawah menyaksikan motor yang berputar-putar di sebuah silinder besar bernama “tong setan”

Ia berada di urutan kelima. Dibelakangnya masih panjang lagi. Antrian itu berkelok-kelok bagai ular naga panjang bukan kepalang. Jantungnya berdegup kencang, mungkin sebentar lagi akan meledak memuntahkan api kecil berwarna-warni. Kegirangan.

Di depannya, carousel itu berputar penuh 360 derajat. Ia mengincar kuda sembrani berwarna perak, seperti biasanya. Antrian akan segera dibuka dan Ia akan berlari cepat sebelum yang lain menduduki tunggangannya.

”Cuma 3 putaran ya Mas?” Ia bertanya pada penjaga pintu antrian
”Bisa kok 6 putaran. Cuma antri dari belakang lagi” jawabnya datar.

Hap! Ia pun duduk di atas sadel. Tangannya berpegang erat pada sebatang besi di kepala kuda, kakinya mencengkram kencang pada benda yang sama di bawahnya. Terdengar suara mesin menderu. Berisik. Tapi tak mengusik senyum di wajahnya. Musik yang riang mulai bermain.

Kuda sembrani perak pun berlari. Dan semakin kencang berputar. Diantara angin yang menerpa wajahnya dan lampu warna-warni yang berkerlip, Ia berhasil mendapatkan wajah kekasihnya. Terbalut cita putih di seluruh tubuhnya. Senyumnya masih sama, seperti tahun lalu saat terjatuh dari carousel dan pergi selamanya. Pria itu pun turun, menyambut tangan kekasihnya. Dan mereka pun berkeliling di pasar malam sampai kelelahan.

No comments: