Thursday, August 25, 2005

Flash Fiction: Setia

Malam itu langit diterangi neonnya yang paling benderang. Sepasang kekasih itu berbaring di hamparan rumput luas. Mereka begitu dekat hingga tak ada ruang buat setan jadi pihak ketiga. Diatas mereka, taman bintang sedang tampil dengan bunga-bunga terbaiknya.

"Mengapa bintang harus hadir sebegitu jauh?" kata si wanita
"Bukannya karena jauh, jadi kau bisa melihat keindahannya" sahut kekasihnya

Tiba-tiba wanita itu bangun, menatap pada kekasihnya.

"Aku mau satu!"
"Apa?"
"Untuk ditaruh di langit-langit kamarku. Ayolah, pergi ke atas sana dan ambilkan untukku satu"
"Hhhm... baiklah"
"Assiiiiiik"
"Jangan kemana-mana, aku segera kembali"

Pria itu pun bangun dari duduknya, ia memejamkan mata. Tiba-tiba sinar biru memancar keluar dari sekujur tubuhnya, berputar bagai tornado mengelilingi tubuhnya lalu menelannya bulat-bulat.

Kekasihnya kembali berbaring, wajahnya terlihat tak sabar menantikan mainan barunya. Ia melihat ke atas, menunggu kekasihnya.

Sekarang pria itu tengah mengendap-ngendap di langit malam. Tiba-tiba Ia pun bersembunyi di balik awan tebal, sinar bulan hampir saja memergokinya.

"Pencuri angkasa di malam begini terang bisa dihukum berat" pikirnya.

Ia pun selamat sampai di taman bintang. Masih dalam persembunyiannya, Ia melihat puteri bintang sedang melakukan tugas rutinnya. Berjalan keliling taman, menyalakan kembali kerlip bintang yang telah redup.

Beberapa saat kemudian.

"Pencuri bintang dapat dihukum mati!" kata puteri bintang

Di depannya, pria itu tertangkap basah dengan sebuah bintang di kantongnya.

"Aku bisa saja kabur puteri. Tapi... Aku telah jatuh cinta padamu" Sahut pria itu.

Sementara, jauh di bawah sana kekasihnya masih berbaring, jantungnya berdegup makin kencang. Sebentar lagi kekasihnya akan pulang membawa bintang untuk dipajang di langit kamarnya.

No comments: